Sabtu, Juli 04, 2009

Mati Satu Tumbuh Seribu!


Siliwangi, Jawa Barat. "Dari, Oleh dan Untuk Rakyat". Tatar Parahyangan, Konon katanya tuhan tersenyum ketika menciptakan Tatar Pasundan... JAWA BARAT.
Mati Satu Tumbuh Seribu, Esa Hilang Dua Terbilang. Selalu ada yang hilang dalam perjuangan, selalu ada yang tertinggal dalam perjuangan, selalu ada yang menjadi tumbal dalam perjuangan, selalu ada yang harus melanjutkan dalam perjuangan, selalu ada yang sedih dalam perjuangan, selalu ada kebahagian dalam perjuangan, selalu ada ketidak percayaan dalam perjuangan, selalu ada penyesalan dalam perjuangan. Tetapi ada ending yang mengharukan dalam setiap perjuangan.
Pahlawan...
Kita tidak akan pernah tahu, siapa yang menjadi pahlawan dalam perjuangan, kita tidak akan pernah mengerti kapan akan disebut pahlawan, sebagai ilustrasi Cut Nyak Dien, tidak pernah bermimpi beliau menjadi pahlawan akan tetapi 50 tahun kemudian setelah beliau wafat barulah gelar pahlawan disematkan.
Kita harus bangkit, tanpa harus dikomando, kita harus berjuang tanpa harus dinilai dengan uang, kita harus berdiri dengan kemandirian, kita harus bertahan ditengah goncangan ketidak pastian. hidup masih panjang banyak yang harus dilakukan.
Ditengah kecarut-marutan, seorang pejuang pergi meninggalkan medan perang. benarkan sumber kebahagian ini dinilai dengan uang, benarkah derajat itu dinilai dengan kekayaan, benarkah kepuasan dinilai dengan rupiah yang bergelimangan. Haruskah ku pergi meninggalkan peperangan, benarkan kehidupan itu indah ketika tidak ada tekanan...
Kuberharap pahlawan ekonomi mati! satu persatu, supaya tumbuh pahlawan ekonomi beribu-ribu, ku berharap satu pahlawan koperasi mati, supaya tumbuh seribu pahlawan koperasi. Kita ikhlas Satu Bung hatta mati, dengan harapan tumbuh seribu Bung Hatta.
Bung Hatta Kuberdoa semoga amal ibadahmu diterima disisi Allah Swt. Majulah Koperasi...!

Tidak ada komentar: