Rabu, Juli 29, 2009

Ikhlas!


Ikhlas...
Mudah di ucapkan tapi sulit dilaksanakan, mengapa! karena dalam keiklasan mengandung makna yang dalam, Dalam sulitnya himpitan membangun kampung koperasi, apa kampung koperasi itu kawan? seseorang bertanya kepadaku...
Ijinkan saya bercerita tentang Kampung,
Ketika kita melihat sebuah kampung, kita akan melihat eloknya pesawaan, aliran sungai yang menjadi penopang hidup warga kampung, dalam sebuah tatanan kampung biasanya dikepalai oleh seorang sesepuh kampung atau biasa disebut ketua kampung yang dipiih melalui rapat warga, yang mengikuti rapat pemilihan itu ada Pengusaa, guru, petani, buruh pabrik, buruh serabutan, tukang bangunan dsb, tanpa melihat status pekerjaan. ada si kaya dan si miskin semuanya punya suara yang sama. Didalam tatanan kampung ada bapak RT, yang beliau akan mengenal warganya satu persatu sehingga segala macam kesulitan warganya akan cepat diketahui oleh pa RT.
Jika jalan kampung rusak, maka ketua kampung bersama warganya akan ber gotong royong keja bakti memperbaiki jalan. tidak hanya jalan ada rumah tetangga yang membangun maka warga satu kampung itu bergiliran membantu, tidak ada kesenjangan sosial, Rumah panggung dan semi permanen berdiri berdampingan dengan halaman yang asri tanpa pagar yang tinggi, Indah kehidupan kampung itu, setidaknya aku pernah mengalaminya.
Menjelang Sore hari anak-anak berkumpul di tanah lapang untuk melakukan komunikasi dengan permainan2 kampung, ada yang solnah, ucing tenir, maen kaleci, ngadu gambar, perepet jengkol, sepdur, dsb. menjelang magrib menuju masjid untuk melaksanakan pengajian.... (aku rindu kampung....)
"Lalu, apa hubungannya dengan koperasi?" timpal temanku.
Ijinkan aku menjawab...
Koperasi... Layaknya ikhlas (mudah diucapkan tapi sulit dilakukan)
Koperasi yang sesungguhnya itu layaknya sebuah tatanan kampung yang telah saya kemukakan diatas, dipimpin oleh seorang ketua, anggota koperasi itu saling mengenal dan saling memahami, gotong royong dalam membangun satu tujuan. Sulit aku menjelaskan, Jika anda ingin paham koperasi maka kuncinya anda harus mengetahui Tatanan, adat istiadat Kampung,
Sehingga Lahirlah Kampung Koperasi!

Read More..

Minggu, Juli 12, 2009

"Selamat Ulang Tahun Koperasi"


Selamat Ulang Tahun
Kami Ucapkan
.....
Panjang Umurnya 3x
Serta Mulia 3x
---------
Tiup Lilinnya 3x
Sekarang Juga 3x
---------
Potong kuenya 3x
Sekarang Juga 3x

Teman-teman seperjuangan, hari ini telah tiba koperasi indonesia melaksanakan "jareugh/ulang tahun/ tepang taun/dsb". seyogyanya kita semua sekarang untuk terus memperjuangkan cita-cita luhur pendiri negara ini yaitu mensejahterakan masyarakat.
Saya merenung, melihat kebelakang, sekarang dan masa yang akan datang. Hentikan lagu di atas untuk koperasi. mengapa !
"Panjang Umurnya"
Tentu kita berharap koperasi di indonesia dapat menjadi tulang punggung ekonomi bangsa ini yang berlandaskan kekeluargaan dan gotong royong. sehingga umurnya panjang itu menjadi harapan kita semua.
"Mulia"
Kita semua pasti berharap bahwa koperasi mempunyai kemuliaan dihadapan seluruh paham yang ada di negeri ini. memberikan warna dalam kehidupan perekonomian negara. membawa kemulian bagi rakyat indonesia.

Hetikan sekarang juga... apa?
"Tiup lilinya"
Kata itu sangat menyentuh, bagaimana tidak ketika kita sedang bersemangat untuk mengembangkan sistem ekonomi yang bercirikan kebangsaan. kita harus memadamkan api semangat itu, ironisnya diperkuat dengan "Sekarang juga" berarti kita harus menghentikan tujuan memuliakan koperasi sekarang juga. (dilihat dari perspektif simbolisasi bahasa).
"Potong Kuenya"
Kata itu sungguh amat sangat memperlihatkan bahwa kehidupan berkoperasi saat ini harus segera dihentikan, kebijakan yang saat ini menunjukan keberpihakan kepada masyarakat harus segera dihentika, dipotong. lalu diperkuat dengan "Sekarang juga" berarti kita harus setuju untuk memotong jalur kebijakan yang berfihak kepada masyarakat sekarang juga.
Akhirnya ...
Setelah kita bermunajat kepada tuhan yang maha ESA, bahwasanya koperasi itu harus selalu ada di republik ini, koperasi itu harus berumur panjang dan harus mempunyai kehormatan dan kemuliaan. akan tetapi semangatnya harus dimatikan, keberpihakannya kepada masyarakat harus dihentikan dengan intruksi sekarang juga.
Kesimpulannya...
ketika kita hendak berjuang, jangan terjebak oleh kata-kata yang membingungkan, dari lagu itu kita bisa faham dan mafhum, ketika kita menterjemahkan suatu masalah pasti kita akan dihadapkan kepada polemik yang berkepanjangan. karena kita semua berbeda dalam melihat sudut pandang...
Marilah dalam momentum yang sangat berharga ini di Hari Koperasi Indonesia hari ini, kita bangun diri kita, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. kita ajak semua bahwa kita mampu membangun semua itu dengan sumber daya yang kita miliki. kita mesti sabar menghadapi segala tekanan, dalam perjuangan selalu ada yang kehilangan, dalam perjuangan selalu ada yang ketinggalan, dalam perjuangan selalu ada penderitaan.

Jika Engkau Bersedih,
Berkacalah dalam-dalam kelubuk hatimu.
Disana akan engkau dapatkan,
bahwa yang membuat deritalah,
yang akan memberimu bahagia (NN)

"Tidak oleh kita, Mungkin anak cucu kita, Jayalah Indonesia Raya"

Read More..

Sabtu, Juli 04, 2009

Mati Satu Tumbuh Seribu!


Siliwangi, Jawa Barat. "Dari, Oleh dan Untuk Rakyat". Tatar Parahyangan, Konon katanya tuhan tersenyum ketika menciptakan Tatar Pasundan... JAWA BARAT.
Mati Satu Tumbuh Seribu, Esa Hilang Dua Terbilang. Selalu ada yang hilang dalam perjuangan, selalu ada yang tertinggal dalam perjuangan, selalu ada yang menjadi tumbal dalam perjuangan, selalu ada yang harus melanjutkan dalam perjuangan, selalu ada yang sedih dalam perjuangan, selalu ada kebahagian dalam perjuangan, selalu ada ketidak percayaan dalam perjuangan, selalu ada penyesalan dalam perjuangan. Tetapi ada ending yang mengharukan dalam setiap perjuangan.
Pahlawan...
Kita tidak akan pernah tahu, siapa yang menjadi pahlawan dalam perjuangan, kita tidak akan pernah mengerti kapan akan disebut pahlawan, sebagai ilustrasi Cut Nyak Dien, tidak pernah bermimpi beliau menjadi pahlawan akan tetapi 50 tahun kemudian setelah beliau wafat barulah gelar pahlawan disematkan.
Kita harus bangkit, tanpa harus dikomando, kita harus berjuang tanpa harus dinilai dengan uang, kita harus berdiri dengan kemandirian, kita harus bertahan ditengah goncangan ketidak pastian. hidup masih panjang banyak yang harus dilakukan.
Ditengah kecarut-marutan, seorang pejuang pergi meninggalkan medan perang. benarkan sumber kebahagian ini dinilai dengan uang, benarkah derajat itu dinilai dengan kekayaan, benarkah kepuasan dinilai dengan rupiah yang bergelimangan. Haruskah ku pergi meninggalkan peperangan, benarkan kehidupan itu indah ketika tidak ada tekanan...
Kuberharap pahlawan ekonomi mati! satu persatu, supaya tumbuh pahlawan ekonomi beribu-ribu, ku berharap satu pahlawan koperasi mati, supaya tumbuh seribu pahlawan koperasi. Kita ikhlas Satu Bung hatta mati, dengan harapan tumbuh seribu Bung Hatta.
Bung Hatta Kuberdoa semoga amal ibadahmu diterima disisi Allah Swt. Majulah Koperasi...!

Read More..

Kamis, Juni 25, 2009

Bung Hatta Pun Pasti Menangis


"Kulihat ibu pertiwi, sedang bersusah hati, air matanya berlinang, mas intanmu terkenang// hutan, gunung sawah,lautan, simpanan kekayaan, kini ibu sedang susah, dan merintih dan Berdoa//"

Syair lagu nasional itu, sungguh sangat mengharukan, Ibu pertiwi yang menyediakan segudang warisan untuk dimanfaatkan bagi sebesar-besar kemakmuran anaknya, ternyata kini sedang menangis dan merintih dalam kesusahan hati. Pendiri bangsa kita telah membuat sebuah wadah untuk mengolah kekayaan alam yang disediakan oleh ibu pertiwi, kini hampir punah ditelan jaman.
Bagaimana Jika Bung Hatta Melihat saat ini...
Mungkinkah beliau bahagia !
Atau mungkin Beliau menangis seperti ibu pertiwi !
Sebuah pondasi beliau bangun untuk menjadikan generasi penerus dapat menikmati kekayaan alam, kenapa? Pondasi yang beliau bangun kini hampir luluh lantah dimakan himpitan jaman....
Kampung koperasi kini hanya mimpi, penghuninya kini sedang berlari mengejar yang tak pasti, penduduknya kini saling mencaci... mungkinkah kita akan memiliki kampung koperasi yang di cita-citakan oleh para pendiri negeri ini.
Bung Hatta, Doakan anak cucumu untuk meneruskan perjuanganmu...



Read More..

Rabu, Juni 24, 2009

Like and Dislike


Pembaca yang saya hormati,
Pada suatu hari kita sering dihadapkan pada persoalan yang sangat pelik. terkadang kita harus memilih sebuah jalan yang kita sendiri sulit untuk menentukan karena kita takut terhadap akibat yang akan terjadi.
Persoalan yang menyelimuti terkadang membawa kita pada suasana yang sulit untuk dipahami sehingga kita sering terjebak pada persoalan subjektifitas dalam pengambilan keputusan. Dewasa ini kita harus memilih atas dasar like and dislike, sehingga hasil yang diperolehnya tidak mencapai kemaksimuman. subjektifitas menjadi soko guru, kenapa kita tidak mengabil keputusan atas dasar objektifitas yang hasilnya insya allah akan membawa kebaikan.
Pada suatu masa orang akan menyesal, sangat menyesal. kenapa....! ya karena salah dalam pengambilan keputusan saat ini. Ketika kita mengambil keputusan atas dasar ketakutan, ya pasti hasilnya juga menakutkan.
Syahdan... "Jika engkau bersedih, berkacalah dalam-dalam kelubuk datimu, disana akan engkau dapatkan bahwa yang membuat deritalah yang akan memberimu bahagia".

Read More..